Uni Eropa dalam Perang Sipil Atas Demokrasi

AKURAT.CO, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan akan menjadi perang sipil Eropa antara demokrasi liberal dan kebangkitan otoritarianisme.

Dia mendesak diperbaruinya komitmen Uni Eropa (UE) pada demokrasi. Pernyataan itu diungkapkan Macron saat pidato bersemangat di Parlemen Eropa di Strasbourg pada Selasa (17/4).

“Saya tidak ingin menjadi generasi pejalan dalam tidur yang melupakan masa lalunya sendiri,” ujar Macron menyebut bagaimana UE bangkit setelah Perang Dunia II.

Dia meluncurkan debat dengan para pemilih untuk mengaitkan kembali mereka dengan UE. Saat pidato, dia mengecam apa yang disebut “terpesona dengan iliberal” di Eropa.

Tahun lalu Macron dan partai barunya yang beraliran liberal, La République en Marche (LREM), menang dalam pemilu Prancis dengan platform pro-UE. Pesaing utamanya dalam pemilu presiden adalah Ketua Barisan Nasional (FN) Marine Le Pen yang seorang nasionalis dan pengkritik UE.

Macron juga menyerang Eurospektik yang mendukung Brexit di Inggris. Saat Brexit mengakibatkan lubang besar dalam anggaran UE, Macron menyatakan tidak perlu ada lagi diskon anggaran untuk beberapa negara anggota UE. Dia menambahkan, Prancis siap menambah kontribusinya.

Pidato Macron itu mengungkap visinya untuk pembaruan demokratis di UE saat tumbuhnya nasionalisme di blok dengan 28 negara itu. Bulan ini pemimpin sayap kanan Hungaria Viktor Orban yang juga mendukung kebijakan anti-UE, meraih mayoritas dua per tiga kursi di parlemen.

Ada juga kekhawatiran di UE tentang pengaruh Rusia pada para pemilih Eropa, terutama dengan banyaknya berita palsu yang menyebar di media sosial. UE pun menuduh pelaku penyebaran berita palsu itu sebagai pendukung Presiden Rusia Vladimir Putin.

Anggota parlemen bertepuk tangan saat Macron mengatakan, “Demokrasi adalah kata dengan makna, yang muncul dari pertarungan masa lalu.”[]

---

Editor. Iwan Setiawan